Rabu, 23 Maret 2011

Air Mata dan Surga

ana_mahebe231090

lagi-lagi Ana dapetin artikel ini dari blogger lainnya,
sangat menarik bagi Ana dan ingin Ana bagi juga dengan sahabat yang lainnya.

Tentu kalian pernah menangis kan? menangis yang bagaimana? Apakah airmata kita itu akan menuntun kita ke surga??


Sahabat pernahkah anda menangis? Menangis adalah fitrah manusia tetapi sebab tangisan akan memberikan harga dan nilai tersendiri.

Firman Allah AWT, “…dan bahawasanya DIA lah yang menjadikan orang tertawa dan menangis.” (Surah An Najm, ayat 43)

Kita sering lihat orang menangis atau kita sendiri yang menagis,banyak sebab dan alasan dibalik semua itu. Ada sebuah renungan buat kita bersama mengenai tangisan ini.

10 jenis tangisan menurut Ibnu Qayyim al-Jawziyyah

1. Menangis kerana kasih sayang dan kelembutan hati.
2. Menangis kerana rasa takut.
3. Menangis kerana cinta.
4. Menangis kerana gembira.
5. Menangis kerana menghadapi penderitaan.
6. Menangis kerana terlalu sedih.
7. Menangis kerana terasa hina dan lemah.
8. Menangis untuk mendapat belas kasihan orang.
9. Menangis kerana mengikut-ikut orang menangis.
10. Menangis orang munafik yaitu pura-pura menangis.

Coba ingat-ingat termasuk ke kategori yang manakah tangisan anda yang terakhir terjadi dalam hidup anda kemaren-kemaren ?
Sahabat, dua ilmuwan pernah melakukan penelitian disertasi tentang air mata. Kedua peneliti tersebut berasal dari Jerman dan Amerika Serikat. Hasil penelitian kedua peneliti itu menyimpulkan bahwa air mata yang keluar karena tepercik bawang atau cabe berbeda dengan air mata yang mengalir karena kecewa dan sedih.

Air mata yang keluar karena tepercik bawang atau cabe ternyata tidak mengandung zat yang berbahaya. Sedangkan, air mata yang mengalir karena rasa kecewa atau sedih disimpulkan mengandung toksin, atau racun. Kedua peneliti itu pun merekomendasikan agar orang-orang yang mengalami rasa kecewa dan sedih lebih baik menumpahkan air matanya. Sebab, jika air mata kesedihan atau kekecewaan itu tidak dikeluarkan, akan berdampak buruk bagi kesehatan lambung.

Menangis itu indah, sehat, dan simbol kejujuran. Pada saat yang tepat, menangislah sepuas-puasnya dan nikmatilah karena tidak selamanya orang bisa menangis. Orang-orang yang suka menangis sering kali dilabeli sebagai orang cengeng. Cengeng terhadap Sang Khalik adalah positif dan cengeng terhadap makhluk adalah negatif.

Orang-orang yang gampang berderai air matanya ketika terharu mengingat dan merindukan Tuhannya, air mata itu akan melicinkannya menembus surga. Air mata yang tumpah karena menangisi dosa masa masa lalu akan memadamkan api neraka.

Hal ini sesuai dengan hadis Nabi, "Ada mata yang diharamkan masuk neraka, yaitu mata yang tidak tidur semalaman dalam perjuangan fisabilillah dan mata yang menangis karena takut kepada Allah."

Seorang sufi pernah mengatakan, jika seseorang tidak pernah menangis, dikhawatirkan hatinya gersang. Salah satu kebiasaan para sufi ialah menangis. Beberapa sufi mata dan mukanya menjadi cacat karena air mata yang selalu berderai.

Tuhan memuji orang menangis. "Dan, mereka menyungkurkan wajah sambil menangis dan mereka bertambah khusyuk." (QS Al-Isra' [17]:109). Nabi Muhammad SAW juga pernah berpesan, "Jika kalian hendak selamat, jagalah lidahmu dan tangisilah dosa-dosamu."

Ciri-ciri orang yang beruntung ialah ketika mereka hadir di bumi langsung menangis, sementara orang-orang di sekitarnya tertawa dengan penuh kegembiraan. Jika meninggal dunia ia tersenyum, sementara orang-orang di sekitarnya menangis karena sedih ditinggalkan.

Tampaknya, kita perlu membayangkan ketika nanti meninggal dunia, apakah akan lebih banyak orang mengiringi kepergian kita dengan tangis kesedihan atau dengan tawa kegembiraan.

Jika air mata kerinduan terhadap Tuhan tidak pernah lagi terurai, apalagi jika air mata selalu kering di atas tumpukan dosa dan maksiat, kita perlu segera melakukan introspeksi. Apakah mata kita sudah mulai bersahabat dengan surga atau neraka.

Sumber : Republika online

Nah, semoga kita bisa mengintrospeksi diri kita.. 


Best regards,

Minggu, 20 Maret 2011

Ngadu Aja dengan Dia

ana_mahebe231090

Saat ini hati Ana bener-bener risau, karena sesuatu hal yang sangat mengganggu pikiran dan menghantui setiap langkah Ana.
Iseng searching di Google cara untuk menenangkan hati yang gelisah ini :

kebuka blog ini : http://www.elitha-eri.net/2009/03/18/menit-menit-sangat-berharga-dalam-hidup/

Semoga yang punya blog diatas gak keberatan kalo artikelnya ana bagi di sini ,

Tempat mengadu, meminta, dan kembali segala urusan bagi orang beriman hanyalah Allah, Rasulullah memberitahukan menit-menit yang sangat berharga untuk menghadap dan memohon kepada Allah:
  1. Waktu sepertiga malam terakhir saat orang lain terlelap dalam tidurnya, Allah SWT berfirman:
“….Mereka para muttaqin sedikit sekali tidur di waktu malam, dan di akhir malam, mereka memohon ampun kepada Allah.” (QS Adz Dzariyat: 18-19).
Rasulullah SAW bersabda: “Rabb (Tuhan) kita turun disetiap malam ke langit yang terendah, yaitu saat sepertiga malam terakhir, maka Dia berfirman: Siapa yang berdoa kepadaKu maka Aku kabulkan, siapa yang meminta kepadaKu maka Aku berikan kepadanya, dan siapa yang meminta ampun kepadaKu maka Aku ampunkan untuknya.” (HR Al Bukhari)
Dari Amr bin Ibnu Abasah mendengar Nabi SAW bersabda:
“tempat yang paling mendekatkan seorang hamba dengan Tuhannya adala saat ia dalam sujudnya dan jika ia bangun melaksanakan sholat pada sepertiga malam yang akhir. Karena itu, jika kamu mampu menjadi orang yang berzikir kepada Allah pada saat itu maka jadilah.” (HR At Tirmidzi dan Ahmad)
2. Waktu antara adzan dan iqamah, saat menunggu shalat berjamaah
Rasulullah SAW bersabda: “Doa itu tidak ditolak antara adzan dan iqamah, maka berdoalah!” (HR Ahmad dan Ibnu Hibban)
Hadits Abdullah bin Amr Ibnul Ash ra, bahwa ada seorang laki-laki berkata: “Wahai Rasulullah, sesungguhnya para muadzin itu telah mengungguli kita,” maka Rasulullah SAW bersabda: “Ucapkanlah seperti apa yang diucapkan oleh para muadzan itu dan jika kamu selesai (menjawab), maka memohonlah, kamu pasti diberi”. (HR Abu Dawud dan Ibnu Hibban)
3. Pada waktu sujud, yaitu sujud dalam shlat atau sujud-sujud lain ang diajarkan Islam. (seperti sujud syukur, sujud tilawah dan sujud sahwi)
“Kedudukan hamba yang paling dekat dengan Tuhannya adalah ketika ia dalam keadaan sujud, maka perbanyaklah doa.” (HR Muslim)
Dan dalam hadits Ibnu Abbas ra, ia berkata: “Rasulullah SAW membuka tabir (ketika beliau sakit), sementara orang-orang sedang berbaris (sholat ) dibelakang Abu Bakar ra, maka Rasulullah SAW bersabda; “”Wahai sekalian manusia, sesungguhnya tidak tersisa dari mubasysyirat nubuwwah (kabar gembira lewat kenabian) kecuali mimpi baik yang dilihat oleh seorang muslim atau diperlihatkan untuknya. Ingatlah bahwasanya aku dilarang untuk membaca Al Qur’an ketika ruku’ atau ketika sujud. Adapun didalam ruku’, maka agungkanlah Allah dan adapun di salam sujud, maka bersungguh-sunguhla h berdoa, sebab (hal itu) pantas dimaqbulkan bagi kamu semua.” (HR Muslim)
4. Setelah sholat fardhu. Yaitu setelah melaksanakan sholat-sholat wajib yang lima waktu, termasuk sehabis sholat Jumat
Allah berfirman: “dan bertasbihlah kamu kepadaNya di malam hari dan selesai sholat” (QS Qaaf: 40)
“Rasulullah SAW ditanya tentang kapan doa yang paling didengar (oleh Allah), maka beliau bersabda: “Tengah malam terakhir dan setelah sholat-sholat yang diwajibkan.” (HR At Tirmidzi)
5. Waktu-waktu khusus, tetapi tidak diketahui dengan pasti batasan-batasannya
“Sesungguhnya di malam hari ada satu saat (yang mustajab), tidak ada seorang muslim pun yang bertepatan pada waktu itu meminta kepada Allah kebaikan urusan dunia dan akhirat melainkan Allah pasti memberi kepadanya.” (HR Muslim)
Dalam kitab Al JAwabul Kafi dijelaskan: “…Jika doa itu disertai dengan hadirnya kalbu dan dalam penuh khusyu’ terhadap apa yang diminta dan bertepatan dengan salah satu dari waktu-waku yang ijabah yang enam itu yaitu: (1). sepertiga akhir dari wakt malam, (2). ketika adzan, (3). waktu antara adzan dan iqamah, (4). setelah sholat-sholat fardhu, (5) ketika imam naik ke atas mimbar pada hari Jumat sampai selesainya sholat Jumat pada hari itu, (6). waktu terakhir setelah Ashar”.
Ngadu yok sama Dia, apalagi di waktu spesialnya begini. ^^

Aku Bisa

ana_mahebe231090

Aku Bisa_ Ressa Herlambang

Tak terbayangkan cerita cintaku
Telah berakhir oh oh
Telah berakhir
Tak terlukiskan perasaan hati

Saat kamu pergi
Sisakan perih
Hanya bisa bertahan
Jalani hidup tanpa dirimu

Terlalu cepat kau putuskan cinta
Saat hati ini cuma untukmu
Tanpa alasan kau tinggalkan aku
Sungguh dihatinya campakkan aku

Yakinkan hati ini
Kan ada cinta lain untukku
Aku bisa oo oo lupakanmu
Lepaskanmu ikhlaskanmu

Aku bisa menerima
Oh walau dengan luka
Aku bisa terbang tinggi
Tanpa kamu di sampingku


Nb : Aku bisa lupakanmu 200190

Karang

ana_mahebe231090

Ibarat sebuah karang
Karang ditepi laut lepas

Ibarat sebuah karang
Karang ditepi pantai

Ibarat sebuah karang
Karang di pulau tak berpenghuni

Karang
Yah Ibarat karang
Disini aku seperti karang

Ombak yang kuat
Ombak yang bergulung-gulung
Datang dan pergi
Menghempas ku
Menghempas karang

Ombak selalu datang dan menghempas
Datang lalu pergi

Karang hanya diam
Karang hanya bisa menerima
Karang bagai aku
aku yang hanya bisa terpaku

tapi tahukah kau wahai ombak
aku hanyalah sebongkah batu
yang akan terkikis
terkikis atas sikapmu

aku akan hancur
ntah kapan
akan hancur
karena aku hanya sebuah karang

Selasa, 15 Maret 2011

Mati

ana_mahebe231090

Mati itu kian terasa dekat
Mati itu kian terasa menakutkan
Mati itu kian membuat aku gelisah

Mati, hidup itu memang pasti mati
Tapi apakah aku siap mati?
Apakah aku tau apa yang akan terjadi setelah mati?
Apa yang akan ku bawa setelah ku mati?

Mati, kata yang terdiri dari empat huruf
M-A-T-I
sungguh ku takut mati

Dosaku terlalu banyak
Aku merasa hina
Dosaku menggunung
Amalku masih sangat jauh

Mati makin terasa dekat
Mati semakin menakutkan
Aku takut mati
Mati
Mati

Gelisah
apa arti kegelisahan ku akhir-akhir ini
menangis tak jelas saat tidur
bukan hanya sekali tapi berulang

gelisah
Sering aku bermimpi
beragam tapi tak jauh dari "makam"

gelisah
hari ini dilalui dengan gelisah
bahkan semua terasa menakutkan
semua rasanya akan menghantarkan ku pada kematian

Ya Allah
Ya RAbb

Hamba takut Ya Allah

Hamba benar-benar ingin ada di jalanMu yang lurus itu
Menjauhi apa yang Engkau Larang
Melakukan segala kewajiban dari Mu
Melakukan sunah Mu

Ya Allah, Apakah Engkau sedang mencoba menyadarkan aku
bahwa mati itu dekat
mati itu bisa kapan saja

Ya Allah, bimbinglah aku
Jangan Engkau tinggalkan aku dalam pemikiranku yang kadang jauh dariMu

Ya Allah biarkanlah aku berada di sini sampai aku benar-benar bisa membuat mamak bahagia.
Ya Allah, aku takut mati

T.T
Palembang, 15 Maret 2011

Senin, 14 Maret 2011

Semut.. Semut.. Aku Kagum Pada Kalian

ana_mahebe231090

Apaan sih Ana ini, kemaren ngomongin soal kupu-kupu. Sekarang semut! ckck. Hehe
Gak tau deh kenapa, akhir-akhir ini sering merasa putus asa jadi ingin mengambil pelajaran dari hewan-hewan yang ada disekitar Ana!
Semoga tidak hanya bermanfaat untuk Ana tapi juga orang lain! Check it out!

Pasti kita sering banget yak ngomel ataupun menggerutu jikalau makanan kita dikerubungi semut. Atau bahkan ada juga yang sampe nangis gara-gara digigit semut (berlebihan ya?). Kan pedihh..
hehe, Lantas kok Ana malah kagum pada Semut? Memangnya dia siapaaa?

Semut, yah cuma serangga kecil yang kalau di "tijek" aja sama kaki udah mati deh! (tapi kan kasian). Iya sih, semut tuh nyebelin kalo udah ngerubungi makanan kita! pasti kesel. Tapi coba deh perhati'in sikap-sikap semut itu.

Coba deh perhati'in waktu semut mau mindahin makanannya ke sarang. Makanan yang cukup berat itu gak sanggup dibawa oleh seekor semut saja, jadi mereka mengangkut makananannya itu bersama-sama sampe ke sarang. Dan salutnya nih mereka juga mencari makan bukan untuk diri mereka sendiri. Tapi dimakan bersama-sama. Widihhh,,, kalo kita?? Masa' kalah sama semut!

semut bekerja sama
Semut lagi ngasih tahu kalo disekitar mereka ada makanan. 
Seingkali tu ya kalo mereka lagi jalan, mereka kaya' bersalaman gitu, bertegur sapa ya kali mereka! wah wah wah, hebat euy, hewan serangga kecil kaya' itu aja peduli satu sama lain, gak ada deh yang kelewatan untuk disalami oleh mereka. Salut-salut! Kalo kita?? Kalo ketemu orang yg kenal aja sering juga kan pura-pura gak liat? ayoo ngakuu!!

Coba deh, kalian halangi semut berjalan! Gak usah susah-susah, pake aja jari tangan. Trus perhati'in apa yang dilakukan oleh si semut? Yupzzz,, mereka akan berusaha mencari jalan lain untuk melewati jari kita. Wow, gak kenal putus asa ni semut! Selalu berusaha dan berjuang! Itu yang seharusnya ada pada

And Then,, Semut itu selalu sedia payung sebelum hujan! Loh kok? Iya, semut itu selalu menyiapkan persediaan makanan mereka selama musim panas untuk sumber makanan mereka selama musim dingin nanti. JAdi mereka gak akan kelaparan, karena dimusim dingin ia akan "mendep" aja di sarang dan siaga untuk menanti kehadiran musim panas.Masa' kalah sama semut? Semut aja dalam hidup dan bersikap itu gak hanya mikirin hari ini tapi juga hari esok, masa depan!!

Nah lohh,, gimana?? Kagum gak tu sama semut? MAsa' kalah sama semut!! Ayooo Semangat!!!
semangat!!!

Minggu, 13 Maret 2011

Malu Ana pada Kupu-Kupu

ana_mahebe231090

Hidup ini terasa sangat berat untuk ku jalani. Sepintas itu yang selalu terlintas ketika masalah datang menyerbu hidupku. Aku yang terlahir tak seperti anak-anak lainnya ini seringkali memikirkan betapa kejamnya hidup. Kalian tahu, dulu saat Ana masih kanak-kanak, banyak teman seusia Ana yang mencemo'oh dan bersikap menyisihkan Ana. Sakit hati itu yang dulu Ana rasakan, nangis dan menutup diri. Namun seiring berjalannya waktu dan bertambah dewasanya aku, aku sadar.. sikapku yang cengeng, menuuttup diri itu salah.
Aku malu pada kupu-kupu.
Kenapa malu pada kupu-kupu??
Apa karena kupu-kupu itu serangga cantikk yang banyak dikagumi manusia? lalu kamu malu pada kecantikkannya?
ah,, bukan itu.
Kupu-kupu memang serangga yang sangat cantik. Warna-warni serta corak yang sangat indah menghiasi tubuh mereka. Namun, coba ingat kembali tentang bagaimana kupu-kupu itu terbentuk!!



Yapz, kupu-kupu itu awalnya adalah ulat.
bukannkah ulat itu suatu hewan yang kebanyakan bagi manusia adalah hal yang menjijikkan???
 yang mungkin banyak orang-orang tak mau memegangnya atau bahkan untuk melihatnya pun.
Namun, ulat yang menjijikkan itu memetamorofsiskan dirinya menjadi kepompong lalu kupu-kupu dengan sayap yang beraneka ragam dan sangat indah dipandang mata. Kupu-kupu merubah wujud mereka yang sangat menjijikkan menjadi sangat indah.  Bahkan ketika mereka sudah bisa terbang dan hinggap dibunga-bunga yang membantu hadirnya bunga-bunga dan buah yang lainnya.
Bukankah ada pelajaran yang kita petik disini, bahwa ulat diumpamakan diri kita yang sedang tertimpa banyak masalah, diri kita yang kacau.. namun dengan proses, dengan kemauan untuk berubah menjadi lebih baik yang diibaratkan kempompong akan merubah nasib kita dimasa depan menjadi lebih indah dan bermakna untuk makhluk lain ibarat kupu-kupu.

Lantas, diriku yang dulu malah down dan menutup diri apakah akan merubah masa depan yang baik? tentu tidak. Aku malu pada kupu-kupu...

So Confused...

ana_mahebe231090

So confused, yah Ana merasa sangat bingung saat ini.
Kali ini bukan masalah percintaan, namun hanya sebatas masalah lingkungan. Simple sebenarnya tapi kali ini benar-benar main perasaan.

Bingung, tak enak, merasa bersalah, itu yang saat ini menggelayuti pikiranku.

Akhir-akhir ini Ana memang dekat, yah benar-benar dekat dengan seorang teman. Teman ku itu cewek, eiits *pikirannya jangan macam-macam dulu.. heee.
Kedekatan ini baru terjadi saat masuk semester 6 ini. Curhat bareng, main bareng, pulang bareng,, bener-bener waktu itu habis dengan serba bareng-bareng. Apalagi baru-baru ini Ana baru habis putus cinta yang bener-bener bikin Ana ng.down dan dia jadi tempat Ana berbagi. Sekarang memang jadi sangat dekat..

Tanpa Ana sadari, dilain sisi Ana malah membuat dia jarang berkumpul, bercengkrama, dan berbagi dengan teman-teman yang pada awalnya jauuuh sebelum Ana dateng memang sudah sangat dekat dengan dia.
Sangat terasa,, mereka menjadi jauh.
Aku yang perasa ini benar-benar merasa bersalah, maafkan aku teman membuat kalian jadi jauh.
Aku bingung,, bingung harus bersikap bagaimana? mungkin sedikit menjauh tanpa harus selalu "bareng" itu jadi solusinya.

Ana benar-benar tak enak, bingung,,

Ungkapan perasaan ku teman...

Pengelompokkan Alat Ukur

ana_mahebe231090


A.    Pengelompokkan Alat Ukur Evaluasi
Secara umum alat penilaian dapat dikelompokan kedalam dua kelompok , alat penilaian bentuk tes dan alat penilaian bukan tes.
1.      Bentuk Tes
Tes adalah suatu prosedur sistematis untuk mengukur sample perilaku seseorang. Pada umumnya tes berupa sekumpulan pertanyaan yang harus dijawab, atau sekumpulan butir soal atau tugas yang harus dikerjakan oleh orang yang di tes, atau pertanyaan-pertanyaan yang harus dipilih atau ditanggapi oleh seseorang dengan tujuan untuk mengukur aspek perilaku tertentu dari orang yang di tes. Dalam konteks pendidikan, hal yang hendak diukur itu adalah tingkat kemampuan seseorang dalam menguasai bahan pelajaran atau kompetensi yang telah diajarkan kepadanya. Tes adalah suatu teknik atau cara  dalam rangka melaksanakan kegiatan evaluasi, yang didalamnya terdapat  berbagai item atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan atau dijawab  oleh anak didik, kemudian pekerjaan dan jawaban itu menghasilkan nilai  tentang perilaku anak didik tersebut.  Dalam konteks ini ada dua istilah yang harus kita pahami dan harus kita bedakan, yaitu istilah “prestasi belajar” (achievement) dan “hasil belajar” (learning outcome). Hasil belajar meliputi aspek pembentukan watak seseorang siswa, sedangkan prestasi belajar lebih menekankan pada aspek kognitif. Dalam pembicaraan ini kita akan lebih banyak membicarakan istilah “prestasi belajar” yang lebih menekankan kepada aspek pengetahuan saja (Depdiknas, 2001).
Dari segi pelaksanaannya, tes dibagi kedalam tiga kategori; tes tulisan, tes lisan dan tes tindakan. Dari segi  bentuk soal dapat diklasifikasikan ke dalam lima bentuk soal, yaitu (a) soal  pilihan ganda, (b) soal  benar salah, (c) soal menjodohkan, (d) uraian /jawaban singkat, dan (e) soal bentuk uraian bebas (free essay). Berdasarkan jumlah  peserta, tes hasil belajar dapat dibedakan atas dua jenis, yaitu tes  kelompok dan tes perorangan. Dilihat dari sudut penyusunannya, tes hasil belajar dapat dibedakan atas dua jenis, yaitu tes buatan guru (teacher-made test) dantes yang distandardisasi (standardized test). Dilihat dari segi cara atau pola jawaban yang diberikan, soal dapat dibedakan ada soal yang telah disediakan jawabannya, peserta tes tinggal memilih jawaban tersebut (pilihan ganda, benar salah, menjodohkan) dan ada soal yang tidak disediakan jawabannya (uraian). Kemudian dilihat dari segi  cara pemberian skornya, dibedakan ke dalam soal yang bersifat objektif dan soal yang bersifat subjektif. Pada makalah ini akan lebih diperjelas mengenai tes uraian.
Agar informasi tentang karakteristik tingkah laku individu yang dinilai akurat atau mencerminkan mendekati keadaan yang sebenarnya, sehingga informasi itu dapat digunakan sebagai dasar untuk membuat keputusan penting dalam pendidikan dan pengajaran,  maka tes yang digunakan harus memenuhi persyaratan teknis sebagai alat ukur yang baik. Karakteristik tes  yang baik menurut Hopkins dan Antes adalah  tes tersebut memiliki keseimbangan, spesifik dan objektif. Keseimbangan dan kekhususan (spesifikasi) berkaitan langsung dengan validitas,  objektivitas berkaitan langsung dengan reliabilitas dan berkaitan tidak langsung dengan validitas, yaitu melalui keterkaitan antara validitas dan reliabilitas. Untuk memperoleh prangkat tes yang seimbang  (proporsional) , dapat dilakukan dengan cara  membuat tabel spesifikasi (kisi-kisi) mengenai topik-topik yang akan dimasukan ke dalam perangkat tes. Untuk memperoleh butir-butir soal yang spesifik dapat dilakukan melalui identifikasi kompetensi dan tujuan-tujuan khusus pembelajaran, selanjutnya  dijadikan dasar perumusan butir soal. Dengan cara-cara di atas,  dapat diharapkan butir-butir soal yang dirumuskan dapat menjadi sampel yang representatif dalam perangkat tes itu.
Ebel mengemukakan lebih terinci lagi, ada 10 kriteria perangkat tes yang baik  ; (1) relevansi, yaitu kesesuaian antara tes yang dikembangkan dengan kurikulum yang telah ditentukan, (2) keseimbangan antara tujuan pembelajaran khusus dengan jumlah butir soal yang mewakilinya, (3) efisien baik dalam pelaksanaan tes, pemberian skor dan pengadministrasiannya, (4) objektif dalam pemberian skor dan penafsiran hasilnya, (5) spesifikasi, yaitu tes hanya mengukur hal-hal khusus yang telah diajarkan, (6)  tingkat kesukaran butir soal berada disekitar indeks 0,50 (7) memiliki kemampuan untuk membedakan antara kelompok siswa yang pandai dengan  kelompok siswa yang  assor, (8) memiliki tingkat reliabilitas yang cukup tinggi, (9) kejujuran dan keadilan dalam pelaksanaan evaluasinya, (10) memiliki kecepatan (speed) yang wajar dalam penyelesaian tesnya.

2.      Bentuk Non Tes
a.          Wawancara dan Quistioner
Sebagai alat penilaian, wawancara dan quistioner sangat efektif untuk menilai hasil belajar siswa yang berkaitan dengan pendapat, keyakikan, aspirasi, harapan, prestasi, keinginan dan lain-lain.  Sebagai alat penilaian, wawancara memiliki kelebihan yaitu dapat berkomunikasi langsung dengan siswa, sehingga siswa dapat mengungkapkan jawaban dengan lebih bebas dan mendalam. Disamping itu, melalui wawancara dapat dibina hubungan yang lebih baik. Ada dua macam wawancara, pertama wawancara yang berstruktur dan yang kedua wawancara tidak berstruktur/bebas.
Seperti halnya wawancara, quistioner juga memiliki kelebihan yaitu bersifat praktis, hemat waktu dan tenaga. Namun demikian, questioner memiliki kelemahan yang mendasar, yaitu seringkali jawaban yang diberikan tidak objektif,  siswa memberi jawaban yang pura-pura. Wawancara juga ada dua macam, yang berstruktur dan tidak berstruktur. Yang berstruktu setiap pertanyaan sudah disediakan jawabannya, siswa tinggal memilih/mencocokannya. Sedangkan yang tidak berstruktur siswa diberi kesempatan untuk mengungkapkan jawabannya sendiri. 
b.         Skala
Skala adalah alat untuk mengukur nilai, sikap, minat atau perhatian, yang disusun dalam bentuk pernyataan untuk dinilai oleh responden yang hasilnya dalam bentuk rentangan nilai sesuai dengan kriteria yang digunakan.
Ada dua jenis sekala yang sering digunakan untuk menilai proses dan hasil belajar siswa, yaitu sekala sikap dan sekala penilaian.
·      Skala sikap
Sikap pada hakikatnya adalah kecenderungan seseorang berprilaku. Sikap juga dapat diartikan reaksi seseorang terhadap stimulus yang datang pada dirinya. Skala sikap digunakan untuk mengukur sikap seseorang terhadap objek tertentu. Hasilnya berupa katagori sikap, yakni mendukung, menolak atau netral.
Ada tiga komponen  sikap yakni kognisi (berkenaan dengan pengetahuan tentang objek), afeksi (berkaitan dengan perasaan terhadap objek), dan konasi (berkaitan dengan kecenderungan berprilaku terhadap objek itu).
Ada beberapa bentuk skala yang biasa digunakan untuk menilai derajat  sifat nilai sikap seseorang terhadap suatu objek , antara lain :
ü  Menggunakan bilangan , untuk menunjukan  tingkat-tingkat dari sifat (objek ) yang dinilai. Misalnya, 1, 2, 3, 4 dan seterusnya.
ü  Menggunakan frekuensi terjadinya/timbulnya sikap itu. Misalnya; selalu, seringkali, kadang-kadang, pernah, dan tidak pernah.
ü  Menggunakan istilah-istilah yang bersifat kualitatif.  Misalnya; bagus sekali, baik, sedang, dan kurang. Atau istilah-istilah; sangat setuju, stuju, tidak punya pendapat, tidak stuju, dan sangat tidak setuju.
ü  Menggunakan istilah-istilah yang menunjukan status/ kedudukan. Misalnya; paling rendah, di bawah rata-rata, di atas rata-rata, dan paling tinggi.
ü  Menggunakan kode bilangan atau huruf. Misalnya;  selalu diberi kode 5, kadang-kadang 4, jarang, 3, jarang sekali 2, dan tidak pernah diberi kode bilangan 1.
·         Skala penilaian,
Skala penilaian mengukur penampilan atau prilaku siswa melalui pernyataan prilaku pada sutu titik kontinum atau suatu katagori yang bermakna nilai. Titik atau kategori itu diberi rentangan nilai dari yang tertinggi sampai yang terendah. Rentangan ini bisa berupa hurup abjad (A, B, C, D)  atau angka (1,2,3 4). Hal yang harus diperhatikan adalah kriteria sekala nilai, yakni penjelasan oprasional untuk setiap alternatif jawaban.
Skala penilaian lebih tepat digunakan untuk mengukur suatu proses, misalnya proses belajar pada siswa, atau hasil belajar yang berbentuk prilaku (performance), seperti hubungan sosial diantara siswa atau cara-cara memecahkan masalah.
c.       Observasi
Observasi sebagai alat penilaian banyak digunakan untuk mengukur tingkah laku individu atau terjadinya suatu proses kegiatan yang dapat diamati, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situsi buatan. Observasi dapat mengukur atau menilai hasil dan proses belajar seperti:tingkah laku siswa pada waktu belajar, berdiskusi, mengerjakan tugas dan lain-lain.
Ada tiga jenis observasi yaitu observasi langsung, observasi dengan menggunakan alat (tidak langsung) dan observasi partisipasi. Ketiga jenis observasi itu digunakan sesuai dengan tujuan dan kebutuhan dari kegiatan observasi tersebut.
Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam mengembangkan penilaian dengan menggunakan teknik observasi adalah sebagai berikut:
·         Tentukan aspek kegiatan yang akan diobservasi.  Aspek kegiatan ini mungkin berkaitan dengan kegiatan siswa secara individu, kegiatan siswa  secara kelompok, interaksi guru dengan siswa, interaksi antara siswa dengan siswa dan lain sebagainya.
·         Menentukan pedoman observasi yang akan digunakan. Tentukan bentuk pedoman observasi yang akan digunakan, apakah bentuk bebas (tidak perlu ada jawaban, tetapi mencatat apa yang nampak) atau pedoman yang berstruktur (memakai alternatif jawaban). Bila dipakai bentuk yang berstruktur, tetapkan pilihan jawaban serta  indikator-indikator setiap jawaban sebagai pedoman dalam pelaksanaanya nanti.
·         Melaksanakan observasi, yaitu mencatat tingkah laku yang terjadi pada saat kegiatan berlangsung. Cara dan teknik pencatatannya sesuai dengan format atau bentuk pedoman observasi yang digunakan.
·         Mengolah hasil observasi.

d.      Studi kasus
Studi kasus pada dasarnya mempelajari individu secara intensif yang dipandang memiliki kasus tertentu. Misalnya mempelajari anak yang sangat bandel/nakal, sangat rajin, sangat piter, atau sangat lamban dalam belajar. Kasus-kasus tersebut dipelajari secara mendalam, yaitu mengungkap segala variabel yang diduga menjadi penyebab timbulnya prilaku atau keadaan khusus tadi dalam kurun waktu tertentu. Tekanan utama dalam studi kasus adalah mencari tahu mengapa individu melakukan sesuatu dan apa pengaruhnya terhadap lingkungan.
Kelebihan studi kasus sebagai alat penilaian adalah subjek dpelajari secara mendalam dan menyeluruh, sehingga karakter individu tersebut dapat diketahui dengan selengkap-lengkapnya. Namun demikian, studi kasus sifatnya sangat subjektif, artinya informasi yang diperoleh hanya berlaku untuk individu itu saja, tidak dapat digeneralisir untuk individu lain sekalipun memiliki kasus yang hampir sama.
e.       Sosiometri
Banyak ditemukan di lingkungan sekolah siswa yang kurang mampu menyesuaikan diri dengan kondisi lingkungannya. Ia nampak murung, mengasingkan diri, mudah tersinggung, atau bahkan oper acting. Hal ini bisa dilihat ketika siswa sedang bermain atau sedang mengerjakan tugas-tugas kelompok. Gejala-gejala tersebut menunjukan adanya kekurang mampuan siswa dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Kondisi  ini perlu diketahui oleh guru dan dicarikan upaya untuk memperbaikinya, karena kondisi seperti itu dapat mengganggu proses belajarnya. Salah satu cara untuk mengetahui kemampuan siswa dalam penyesuaian diri dengan lingkungannya adalah dengan teknik sosiometri. Dengan teknik ini dapat diketahui  posisi siswa dalam hubungan sosialnya dengan siwa lainnya. Misalnya ada siswa yang terisolasi dari kelompoknya, siswa yang paling disukai oleh teman-temannya, siswa yang memiliki hubungan mata rantai, dan sebagainya.
Sosiometri dapat dilakukan dengan cara menyuruh siswa di kelas untuk memmilih satu atau dua teman yang paling disukainya. Usahakan tidak terjadi kompromi untuk saling memilih diantara siswa. Atau dapat pula siswa disuruh memilih siswa yang kuarang disukainya. Dengan cara di atas, dapat diketahui siswa-siswa mana yang menghadapi kesulitan dalam penyesuaian diri dengan lingkungannya, kemudian diberi bantuan.

B.     Tes Uraian
Tes uraian adalah tes (seperangkat soal yang berupa tugas, pertanyaan) yang menuntut peserta didik untuk mengorganisasikan dan menyatakan jawabannya menurut kata-kata (kalimat) sendiri. Jawaban tersebut dapat berbentuk mengingat kembali, menyusun, mengorganisasikan atau memadukan pengetahuan yang telah dipelajarinya dalam rangkaian kalimat atau kata-kata yang tersusun secara baik. Oleh karena itu tes uraian sering juga dikatakan sebagai tes essay. Walau pun sebenarnya antara tes uraian dan essay memiliki perbedaan, yaitu dalam hal kedalaman dan keluasan materi yang diukur atau diungkap.
Sebenarnya tes uraian lebih tepat digunakan untuk mengukur prestasi belajar yang lebih kompleks, walaupun tidak dipungkiri masih banyak para guru yang menggunakan jenis tes ini hanya untuk mengukur pengetahuan yang bersifat faktual dan dangkal.
a.      Jenis-Jenis Tes Uraian
Dilihat dari luas-sempitnya (scope) materi/masalah yang ditanyakan, soal tes bentuk essay atau uraian memiliki dua bentuk, yaitu essay atau uraian terbatas (restricted response items) dan essay atau uraian bebas (extended respons items). Beberapa tahun ke belakang, Depdikbud menyebut kedua jenis soal ini dengan istilah tes uraian objektif dan tes uraian non-objektif. Walau pun sebenarnya jika dilihat lebih dalam, kedua jenis tes terakhir ini (uraian objektif dan uraian non-objektif) merupakan bagian dari tes essay terbatas, karena pengelompokkan tes uraian menjadi uraian objektif dan uraian non-objektif hanya didasarkan kepada pendekatan pemberian skor saja.
Perbedaan antara soal bentuk uraian objektif dengan uraian non-objektif terletak pada kepastian pemberian skor. Pada soal bentuk uraian objektif, kunci jawaban dan pedoman penskorannya lebih pasti (diuraikan secara jelas) komponen yang di skor dan berapa skor untuk masing-masing komponen tersebut. Sedangkan pada soal uraian non-objektif pedoman penskoran dinyatakan dalam rentangan (0 – 4 atau 0 – 10), sehingga pemberian skor (penentuan kualitas jawaban) sedikit banyak akan dipengaruhi oleh unsur subjektif si pemberi skor. Untuk mengurangi subjektifitas ini, dapat dilakukan dengan cara membuat pedoman penskoran secara rinci dan jelas, sehingga pemberian skor dapat relatif sama.
1.      Tes Uraian Objektif
Tes uraian objektif adalah bentuk tes uraian yang butir soalnya memiliki sehimpunan jawaban dengan rumusan yang relatif lebih pasti, sehingga dapat dilakukan penskoran  secara objektif (walaupun pemeriksa berbeda namun dapat menghasilkan skor yang relatif sama). Artinya model tes ini memiliki kunci jawaban yang pasti, sehingga jawaban benar bisa diberi skor 1 dan jawaban salah 0.
Anthony J. Nitko (1996) mengatakan bahwa tes essay terbatas tepat dipergunakan untuk mengevaluasi hasil belajar kompleks yang berupa kemampuan-kemampuan:
a.       menjelaskan hubungan sebab akibat
b.      melukiskan pengaplikasian prinsip-prinsip
c.       mengajukan argumentasi-argumentasi yang relevan
d.      merumuskan hipotesis-hipotesis dengan tepat
e.       merumuskan asumsi-asumsi yang tepat
f.       melukiskan keterbatasan-keterbatasan data
g.      merumuskan kesimpulan-kesimpulan secara tepat
h.      menjelaskan metoda dan prosedur
i.        dan hal-hal sejenis yang menuntut kemampuan siswa untuk melengkapi jawabannya.

Tes objektif terdiri atas beberapa  bentuk, yaitu benar-salah, pilihan ganda, menjodohkan, dan melengkapi  atau jawaban singkat.

2.      Tes Uraian Non-Objektif
Tes Uraian Non-objektif adalah bentuk tes uraian yang butir soalnya memiliki sehimpunan jawaban dengan rumusan jawaban yang bebas, menuntut siswa untuk mengingat dan mengorganisasikan gagasan-gagasan (menguraikan dan memadukan gagasan- gagasan) pribadi atau hal-hal yang telah dipelajarinya dengan cara mengemukakan atau mengekspresikan gagasan tersebut dalam bentuk uraian tertulis sehingga dalam penskorannya mengandung unsur subjektifitas (sukar dilakukan secara objektif)
Tes essay bebas tepat dipergunakan untuk mengevaluasi hasil belajar yang bersifat kompleks yang berupa kemampuan-kemampuan:
a.       menghasilkan, menyusun dan menyatakan ide-ide
b.      memadukan berbagai hasil belajar dari berbagai bidang studi
c.       merekayasa bentuk-bentuk orisinal, seperti mendisain sebuah eksperimen
d.      mengevaluasi nilai suatu ide.

b.      Keunggulan Tes Uraian
1.      Mudah dalam penyusunan pertanyaannya
2.      Waktu yang diperlukan singkat
3.      Baik untuk mengukur pengertian, aplikasi, analisis dan paling baik untuk sintetis dan evaluasi
4.      Mendorong siswa untuk mengorganisasi, menghubungkan dan menyatakan idenya sendiri.

c.       Kelemahan Tes Uraian
1.      Tes uraian mempunyai keterbatasan mengenai lingkup materi yang dapat dinyatakan dalam satu perangkat tes.
2.      Jawaban siswa pada tes uraian sering tidak menggambarkan tujuan yang ingin diukur oleh tes tersebut.
3.      Pemeriksaannya lebih dari satu, memakan waktu dan cenderung hasil penilaiannya tidak tetap.
4.      Kurang baik untuk mengukur pengetahuan
5.       Hanya dapat menanyakan beberapa pertanyaan sehingga kurang mewakili materi yang diajarkan.
6.      Pengolahan sangat subyektif, sukar, dan ketepatannya kurang.
7.      Hasil kemampuan siswa dapat terganggu oleh kemampuan manulis dan mendongeng.
8.      Hanya sedikit materi yang dapat ditanyakan dalam satu kali waktu ujian.
9.      Sukar memeriksa jawaban
10.  Pemberian skor yang kurang obyektif dan kurang konsisten dapat disebabkan karena beberapa hal, antara lain:
ü  Adanya Hallo Effect
ü  Adanya Carry Over Effect
Efek dari butir soal ke butir soal yang lain (item to item carry over efect) dan efek dari satu siswa ke siswa yang lain (test to test carry over effect).
11.  Adanya Order Effect (Urutan Pemeriksaan).
12.  Pengaruh penggunaan bahasa.
13.  Pengaruh tulisan tangan.
d.      Pengembangan Tes Uraian
Beberapa upaya yang dapat ditempuh untuk meminimalkan kelemahan tes uraian antara lain:
1.      Memperbanyak jumlah materi yang diteskan (validitas isi), gunakan tes uraian terbatas sehingga untuk mengerjakan satu butir soal bisa lebih cepat (waktu terbatas).
2.      Upaya mengurangi unsur subyektivitas pemeriksa, dengan ujian tanpa nama.
3.      Upaya untuk mengatasi kesulitan dalam memeriksa hasil tes siswa (kesulitan dalam pemberian skor yang obyektif dan konsisten ): (i) gunakan tes uraian terbatas, (ii) gunakan dua pemeriksa, unsur subyektivitas dapat diminimalkan (adanya pedoman pemberian skor).
4.      Upaya untuk mengurangi Hallo Effect dengan menghilangkan atau menutup peserta tes (tidak mengenal hasil tes siapa yang sedang diperiksa).
5.      Upaya untuk menghindari Carry Over Effect dengan memeriksa soal nomor 1 untuk seluruh siswa, kemudian soal nomor 2 untuk seluruh siswa begitu seterusnya sampai jawaban butir soal terakhir.
6.      Upaya untuk mengatasi Order Effect dengan berhentilah memeriksa jika sudah merasa lelah (ditunda dulu).
Bagaimana Menulis Tes Uraian?
1.      Tulislah tes uraian berdasarkan perencanaan tes yang telah dibuat.
2.      Gunakan tes uraian untuk mengukur hasil belajar yang tidak tepat jika diukur dengan tes obyektif.
3.      Untuk membantu mempermudah dalam membuat tes uraian agar dapat mengukur jenjang berpikir tinggi, kembangkanlah butir soal itu dari suatu kasus kemudian tulislah beberapa pertanyaan yang diinginkan.
4.      Gunakan tes uraian terbatas, (i) memperkecil kemungkinan salah penafsiran pertanyaan soal, (ii) sample materi bisa lebih banyak,(iii) lebih mudah memeriksa jawaban siswa, (iv) pemberian skor dapat lebih obyektif dan konsisten.
5.      Usahakan agar pertanyaan yang diberikan mengungkap pendapat siswa bukan sekedar menyebutkan rumus, definisi atau teorema (dalil).
6.      Pertanyaan harus jelas dan tegas sehingga tidak menimbulkan salah tafsir bagi siswa.
7.      Rancanglah sejumlah pertanyaan yang dapat dikerjakan oleh siswa dalam satu waktu ujian yang ditentukan (mempertimbangkan kemampuan dan kecepatan menulis siswa).
8.      Hindari penggunaan pertanyaan pilihan (jika siswa mengerjakan tes yang berbeda berarti kemampuan siswa diukur dengan alat ukur yang berbeda, dengan demikian kesamaan alat ukur untuk menilai hasil belajar siswa tidak sama).
9.      Pada setiap butir soal, tuliskan skor maksimal yang dapat diperoleh siswa apabila dapat mengerjakan butir soal tersebut dengan benar (siswa dapat memprediksi skor yang diperoleh setelah ia mengerjakan keseluruhan soal tersebut).
Sebelum butir soal digunakan untuk mengukur belajar siswa, butir soal tersebut harus ditelaah dahulu. Berikut ini adalah daftar cek yang dapat digunakan sebagai pedoman dalam menelaah butir tes uraian.
No.
Pertanyaan Penelaahan
Ya
Tidak
1
Apakah tipe tes ini paling tepat digunakan untuk mengukur tujuan pembelajaran yang diinginkan?


2
Apakah tes ini sudah digunakan untuk mengukur jenjang berpikir tinggi?


3
Apakah pertanyaan yang dirumuskan dapat mengukur tujuan pembelajaran yang diinginkan?


4
Apakah pertanyaan sudah dirumuskan dengan jelas sehingga siswa tahu apa yang harus dijawab?


5
Apakah jumlah butir soal tersebut dapat dikerjakan dalam satu waktu ujian yang telah ditetapkan?


6
Apakah setiap siswa diberi kesempatan yang sama untuk mengerjakan tes yang sama?


7
Jika butir tes tersebut direvisi, apakah masih tetap dapat mengukur tujuan yang sama?


8
Apakah jumlah skor maksimal pada setiap butir soal sudah tepat dan dicantumkan?


9
Apakah butir soal tersebut sudah ditulis berdasarkan kisi-kisi?


Bagaimana Membuat Perencanaan Tes Uraian?
Beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam membuat perencanaan tes uraian adalah:
  1. Menentukan tujuan pembelajaran yang ingin diukur (penerapan, analisis,sintesis atau evaluasi), diambil dari Satuan Pembelajaran (SP) atau Rencana Pembelajaran (RP).
  2. Menentukan sampel yang representatif (pokok bahasan dan sub pokok bahasan yang akan diujikan), semakin representatif materi yang diujikan maka validitas isi semakin baik.
  3. Menentukan jenis tes yang akan digunakan (tes uraian terbatas atau tes uraian terbuka) terkait dengan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai, untuk memperbanyak sampel materi disarankan menggunakan tes uraian terbatas.
  4. Menentukan tingkat kesukaran butir soal, terkait dengan interpretasi skor yang akan digunakan untuk memberikan nilai kepada siswa (PAN atau PAP).
  5. Menentukan waktu ujian (mempertimbangkan jumlah soal dan kompleksitas proses berpikir).
  6. Menentukan jumlah butir soal (terkait dengan jenis tes uraian, kompleksitas proses berpikir dan tingkat kesukaran butir soal).
Bagaimana Memeriksa Hasil Tes Uraian?
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membuat pedoman penskoran adalah:
1.      Tulislah jawaban terbaik dari soal tersebut.
2.      Jika ada alternative jawaban yang lain dari pertanyaan tersebut maka harus ditulis.
3.      Kata kunci apa yang harus ada pada jawaban tersebut.
4.      Berikan skor pada setiap kata kunci yang diharapkan ada pada jawaban siswa.
5.      Kata kunci yang dianggap mempunyai bobot lebih dari yang lain dapat diberi skor lebih tinggi.
6.      Cantumkan skor maksimal pada setiap butir soal.

Berikut ini adalah kaidah-kaidah untuk mengembangkan butir tes uraian dan pedoman penilaiannya.
a.       Pengembangan Butir Tes Uraian
·         Sebelum menuliskan butir pertanyaan ditentukan dulu tingkat proses berfikir yang harus digunakan siswa untuk menjawab pertanyaan tersebut.
·         Tes uraian hendaknya mengungkapkan permasalahan yang menyangkut proses berfikir dan pemahaman karena kedua aspek ini lebih sessuai untuk pertanyaan obyektif.
·         Pertanyaan biasa menggunakan kata : perbandingkan, pertentangan, berikan alasan, jelaskan bagaimana, apakah yang akan terjadi jika, berikan kritik, bedakan, dan lain-lain.
·         Buatkan pertanyaan uraian yang jelas rumusannya sehingga tidak meragukan siswa.
·         Usahakan agar pertanyaan uraian mengungkapkan pendapat bukan untuk menyampaikan fakta.
b.      Pedoman Penilaian
Butir soal bentuk obyektif dapat diperiksa dengan mudah, cepat dan hasil penilaiannya obyektif, untuk mendapatkan penilaian yang lebih obyektif perlu diperhatikan :
·         Apakah jawaban yang paling baik untuk satu butir pertanyaan uraian.
·         Butir-butir apa saja yang harus terdapat dalam jawaban pertanyaan uraian.
Apakah ada butir yang lebih penting diantara butir-butir jawaban yang diharapkan.