Rabu, 06 Juli 2011

Cinta pertama atau hanya mengagumi ya??

ana_mahebe231090

Ini kisah cinta pertama ku namun bukan pacar pertama ku…
Bunga-bunga cinta itu mulai menghampiriku ketika aku duduk di kelas X SMA. Mungkin memang terlihat sangat telat ya.. di umur segitu baru merasakan bunga-bunga cinta.
Ah itu cinta monyet, untuk apa ku pikirkan lagi…Tapi akhir-akhir ini Ia mengusik pikiranku.

Kisah ini berawal ketika aku mengikuti les tambahan di luar sekolah, sebut saja tempat les tambahannya adalah “GIGA”. Disana diriku bertemu dengan teman-teman dari berbagai sekolah.

“Tak ada dari sekolah yang sama denganku”, gumanku…

Seiring waktu diriku merasakan kenyaman dengan suasana tempat lesku ditambah teman-teman yang menyenangkan dan pintar-pintar. Perhatianku tertuju pada seorang anak laki-laki. Raut mukanya tak ganteng tapi manis karena kulitnya yang tak putih itu. Badannya kurus dan tinggi. Sepintas mirip ayahku. Maklum, sejak kelas 1 SMP , ayahku meninggal dan lama tak melihat wajahnya…. Karena kemiripan wajahnya dengan ayahku, aku pun sering mencuri pandang demi hanya untuk membayangkan kalau aku sedang melihat ayah. (jadi kangen ayah…)

Dari hanya sekedar melihat wajahnya, aku pun mulai mengaguminya. Ntahlah, dulu yang terpikirkan hanya mengagumi bukan mencintai atau menyayangi. Aku mengagumi kepintarannya. Namun semua itu hanya ku simpan dalam hati tanpa ada yang mengetahui.
Sampai pada suatu ketika, aku pun tahu ia bersekolah dimana. Ia ternyata satu sekolah denganku. (haha.. kebanyakan kelas si di sekolah ku itu.. kelas X nya ada 9 kelas). Aku agak kaget dan agak sedikit senang. Wah,,, bakal sering ketemu donk kalo satu sekolah.

Saat upacara bendera, waktu itu kelas dia yang menjadi petugas. Ia jadi pembaca do’a. Ku pikir biasa saja seperti petugas-petugas lainnya. Namun ternyata tidak, suaranya merdu kali. Ia fasih dalam melafazkan doa-doa itu. Aku makin kagum dengannya, manis, tinggi, pintar, dan alim.
Waktu terus berlalu, aku dan dia menjadi lebih dekat karena setiap hari bertemu di sekolah dan sorenya bertemu di tempat les. Makin bersemangat untuk les saat itu. Hahaha…

Saat kelas X itu aku sering bercerita tentang perasaanku pada teman sebangkuku.. namanya Remipa. Ia berucap “ku doakan nanti kelas 2 kalian satu kelas”. Waw… itu pun menjadi kenyataan, aku dan dia berada satu kelas saat kelas 2. (apa ini takdirNya? Pikirku senang).

Tapi,,, dibalik kesenangan itu ada juga keresahan, bukan hanya dengan dia, namun teman sekelasku adalah juara-juara dari kelas lain. Aku pesimis apa bisa mempertahankan prestasiku.

Hari demi hari terlewati, ternyata biasa saja sekelas dengan dia. Aku menjadi lebih kaku dalam bersikap (padahal semestinya biasa saja toh dia juga tidak tahu), aku menjadi lebih tertutup. Satu per satu kejelekannya yang terlihat dimataku. Namun anehnya aku masih saja memikirkannya.

Kenaikan kelas 3 aku berdoa agar tak lagi sekelas dengan dia. Yupz,, kami pun terpisah, namun terpisah itu malah bikin lebih dekat dari kelas 2 itu. Aneh… makin aneh. Makin terpelihara saja perasaan itu, padahal aku ingin membuang perasaan itu sejak aku tahu ia ada hati dengan teman sekelasnya waktu kelas X dan terus sampai kelas 3 itu. Yah,., aku merasa ingin tahu diri. Aku pun mulai berubah dan dingin setiap bercakap dengan dia. Dia makin jahil membuat aku tertawa. Aku pasrah dan membiarkan perasaan itu hilang bersama waktu. Namun saat ulang tahunnya di desember 2008 itu aku memberanikan diri memberikannya kado ulang tahun. Aneh pasti menurutnya kenapa tiba-tiba memberi ia kado. Aku membiarkan ia berpikir macam-macam hingga kini….

Kami pun menyelesaikan pendidikan menengah kami dan berlanjut di perguruan tinggi masing-masing. Aku melanjutkan ke universitas negeri di kota Palembang ini dan ia melanjutkan studi dengan merantau ke Jakarta, ke salah satu sekolah tinggi yang difavoritkan. Yah…. Anak pintar memang…

Akhir-akhir ini aku sering mengirim pesan singkat “berisi kata-kata mutiara” kepada beberapa kontak di hpku. Termasuklah ia.. aku mengirimkan pesan dari nomor tidak diketahui umum. Sampai suatu ketika.. ia membalas smsku itu. “ini siapa y?”. dan tak ku balas karena ku anggap untuk apa ia tahu siapa pengirimnya, toh pengirimnya tidak menuntut balasan. Tapi beberapa saat kemudian ia sms lagi, kurang lebih ia berkata “percuma isi smsnya baik-baik tapi pengirimnya pengecut”. Waw… aku sangat kaget ia seorang yang ku kagumi bisa berkata seperti itu. Akhirnya aku pun membalas, “Ya maaf, ini RIZKY OKTARIANA (nama lengkapku)”. Ku kira masalahnya selesai dan cukup sampai disitu sampai aku tahu perteman kami di facebook sudah tak ada lagi. Facebook ku di blok oleh nya. (dalam hatiku bertanya, benarkah yang kulihat ini? Sebesar apa salah ku pada dirinya?)

Ah,, cinta monyet yang masih terjaga sampai saat ini. Walau aku tahu, tak kan mungkin! Yang ku mau saat ini hanya hubungan silaturahmi yang baik dengan dirinya. Bukan seperti yang ada saat ini….